Senin, 07 April 2008

Menyongsong Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) sebagai Cluster World Heritage Site

Kawasan Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera yang terdiri dari Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan telah diusulkan sebagai kelompok (cluster) Warisan Alam Dunia karena keunikan dan saling berhubungan sebagai satu kesatuan serta memiliki 4 kriteria yang menjadi syarat untuk menjadi kawasan Warisan Alam Dunia.

Kelompok (cluster) ini merupakan satu kesatuan keanekaragaman ekosistem dan habitat alami, berbagai jenis flora dan fauna, termasuk jenis yang terancam dan jenis endemik yang mempunyai nilai penting bagi dunia dapat ditemukan di ketiga Taman Nasional ini. Taman Nasional ini juga memiliki elemen penting sebagai daya dukung kesinambungan ekosistem dan mahkluk hidup di dalamnya. Elemen tersebut seperti luas kawasan yang memadai, terdiri dari berbagai tipe elevasi, tipe tanah, kondisi hidrologis, iklim yang selalu basah, statusnya yang sudah jelas serta didukung oleh management yang baik.

Empat kriteria yang menjadi syarat menjadi Warisan Alam Dunia telah dipenuhi semua oleh ketiga Taman Nasional ini. Lokasinya yang terletak di pegunungan bukit barisan dimana kawasan ini telah dikenal sebagai contoh dari perubahan alam yang besar selama sejarah terbentuknya bumi, kawasan ini juga mempunyai berbagai macam tipe ekosistem dan mewakili keanekaragaman flora dan fauna Sumatera. Ditambah lagi oleh fenomena alam yang luar biasa dan pemandangan alamnya yang sangat indah serta merupakan tempat hidup yang penting dan alami bagi spesies endemik dan terancam punah yang mempunyai nilai penting bagi ilmu pengetahuan dan konservasi.

Kriteria pertama, mewakili perubahan alam yang mendasar selama sejarah bumi. Munculnya rangkaian pegunungan bukit barisan, dimana ketiga Taman Nasional itu berada, sebagai hasil dari pergerakan lempeng anak benua Indian menuju anak benua Asiatic sejak 70 juta tahun yang lalu. Sementara itu, kekayaan biodiversitasnya terutama mamalia melengkapi keunikan sejarah geologi kawasan ini dimana telah ditemukan kehidupan di dalam gua Tiangko Panjang (dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat) sejak 10.000 tahun yang lalu.

Kedua, keanekaragaman ekosistem dan flora fauna di ketiga taman nasional mewakili contoh signifikan berlangsungnya proses ekologi dan biologi dalam evolusi dan perkembangan ekosistem daratan serta komunitas tumbuhan dan hewan. Sebagain kawasan ini berupa hutan dataran rendah tropis yang kaya akan spesies, sebagaimana halnya hutan pegunungan. Ekosistem hutan pegunungan yang mendominasi kawasan ini menunjukkan pentingnya kawasan ini sebagai daerah tangkapan air yang sangat penting untuk melestarikan kekayaan biodiversitas dan untuk mendukung kehidupan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan.

Ketiga, kawasan ini mengandung fenomena alam yang luar biasa serta kawasan dengan pemandangan yang indah. Di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) terdapat pegunungan Blang, fenomena alam yang luar biasa unik di daerah Sumatera Utara. Karakteristik Pegunungan Blang ditandai dengan adanya daerah yang agak datar dan agak luas dengan vegetasi pendek di bagian puncak komplek pegunungan yang lebih besar di Tanah Gayo. Sementara itu di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) terdapat Danau gunung Tujuh (1.996 m dpl), danau tertinggi di Asia Tenggara. Danau ini dikelilingi oleh 7 gunung dan menjadi salah satu obyek wisata utama di Taman Nasional. TNKS juga memiliki gunung api, danau alam, air terjun, gua alam, juga beberapa kawasan yang penting untuk habitat satwa.

Keempat, kawasan ini memiliki berbagai jenis habitat alami yang penting, membentang dari pantai, dataran rendah, bukit, sub-montana, rawa gambut, hutan montana sampai alpin, untuk pelestarian in situ berbagai jenis mahkluk hidup, termasuk jenis yang terancam punah yang punya nilai penting bagi ilmu pengetahuan dan konservasi. Spesies itu termasuk Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae (CR), Badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis (CR), Orang Utan Sumatera Pongo abelii (CR), dan Kelinci Sumatera Nesolagus netscheri (CR). Spesies burung seperti Sikatan Aceh Cyornis ruckii (CR), Sumatran ground cukcoo Carpococcyx viridis (CR), Bangau storm, dan Mentok rimba Cairina scutulata (EN).

Nominasi ketiga Taman Nasional untuk menjadi Kawasan Warisan Hutan Tropis Sumatera (TRHS) searah dengan hasil keputusan dalam dialog World Heritage Forest yang diadakan di Berastagi, Indonesia pada bulan Desember 1998. Dialog tersebut disponsori oleh Menteri Kehutanan Indonesia, CIFOR, dan World Heritage center, dihadiri juga oleh banyak organisasi termasuki LSM besar seperti WWF, CI, TNC, FFI, juga IUCN, mereka mendukung pelaksanaan prinsip Konvensi World Heritage untuk melindungi suatu kelompok kawasan (cluster) daripada suatu area yang terpisah-pisah. Nominasi TNGL, TNKS dan TNBBS sebagai suatu cluster adalah salah satu rekomendasi untuk nominasi World Heritage di masa yang akan datang yang dihasilkan dari pertemuan Berastagi tersebut.

Sumber : Nomination document for the Natural World Heritage Site submitted by the Government of Indonesia to the World Heritage Committee.

1 komentar:

Dunia Johan mengatakan...

saya tertarik dengan tulisan ini karena peresmian World Heritage Site (WHS) di situs2 yang ada di Indonesia akan memperkaya bangsa.
1. saya ingin tau 4kriteria WHI yang sebenarnya apa aja ya..

2. apakah keberadaan ekosistem satwa dan flora asli menjadi suatu hal yang mutlak dalam peresmian suatu site untuk jadi WHS.

terimakasih
Salam
Johan MOhammad

please return the answer to :
johan@bustanussalatin.org
Johan.mohammad@gmail.com